Pages

Senin, 11 Juli 2011

MAKALAH MSDM SEMESTER 4 BAB MASALAH KEMISKINAN DI INDONESIA

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia
Dosen Pengampu :
Dwi Condro Triono Sp, M.Ag
Disusun oleh :
Nur Rifa’i
(26.10.5.3.072)


JURUSAN EKONOMIKA DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SURAKARTA 2011
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat taufik dan hidayahnya sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Pada penulisan makalah yang berjudul “Masalah Kemiskinan di Indonesia“ yang bertujuan untuk mengetahui permasalahan dan dampak kemiskinan terhadap masyarakat dan perekonomian Indonesia.
Saya menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini maka saya berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada saya. Sehingga saya mengetahui apa yang kurang dan salah dalam penulisan makalah ini.



Surakarta, 04 Juli 2011


Nur Rifa’i


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah …………………………………………………………….. 2
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………… 2
D. Manfaat …………………………………………………………………………. 3
E. Ruang Lingkup ………………………………………………………………….. 3
BAB II METODE PENULISAN ……………………………………………… 4
A. Objek Penulisan………………………………………………………………….. 4
B. Dasar Pemilihan Objek …………………………………………………………. 4
C. Metode Pengumpulan Data …………………………………………………….. 4
D. Metode Analisis ………………………………………………………………… 4
BAB III PEMBAHASAN ……………………………………………………… 5
A. Definisi …………………………………………………………………………. 5
B. Indikator-indikator Kemiskinan …………………………………………………. 6
C. Penyebab Kemiskinan …………………………………………………………… 7
D. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia……………………………….. 8
E. Penjelasan Teknis dan Sumber Data …………………………………………….. 9
F. Tantangan Kemiskinan di Indonesia …………………………………………….. 9
G. Tantangan Kemiskinan di Indonesia …………………………………………….. 10
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………… 12
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………….. 12
B. Saran ……………………………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………............................... 13

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendapatan per kapita penduduk Indonesia menembus angka US $
18,000 atau sekitar Rp. 180.000.000,00 per tahun. Angka tersebut jauh di atas
beberapa negara ASEAN lainnya seperti Malaysia yang hanya memiliki pendapatan
per kapita penduduk US $ 6,220, atau Thailand dengan pendapatan per kapita
penduduknya US $ 2,990. Rekor tersebut hampir menyamai Korea yang memiliki
income per kapita penduduk US $ 20,000, meskipun masih jauh di bawah Jepang,
Australia, dan Amerika yang memiliki pendapatan per kapita penduduk di atas US $
30,000. Itulah topik terhangat yang dicatat di halaman surat kabar nasional pada tahun 2030. Itu pun hanya prediksi beberapa ahli yang mengabaikan peningkatan
pendapatan beberapa negara lain di atas yang memang memiliki pendapatan per
kapita seperti apa yang tertulis saat ini. Dengan berat hati kita harus mengakui bahwa pendapatan per kapita penduduk Indonesia hanya US $ 1,946 pada tahun 2008, jauh di bawah Jepang US $ 34,189, Amerika US $ 43,444, Australia US $ 50,000, dan Singapura US $ 29,320. Apa masyarakat Indonesia harus menunggu sampai tahun 2030? Dan apa mungkin di tahun 2030 prediksi itu benar-benar akan tercapai? Atau itu hanyalah mimpi indah belaka bagi rakyat Indonesia? Sampai sekarang masalah kemiskinan masih menjadi “hantu” yang menakutkan bagi sebagian besar rakyat Indonesia.
Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah mendunia dan
hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten
dan aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh Negara-negara berkembang melainkan negara maju sepeti inggris dan Amerika
Serikat. Negara inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri di Eropa. Sedangkan Amerika Serikat bahkan
mengalami depresi dan resesi ekonomi pada tahun 1930-an dan baru setelah tiga
puluh tahun kemudian Amerika Serikat tercatat sebagai Negara Adidaya dan terkaya
di dunia.
Pada kesempatan ini penyusun mencoba memaparkan secara global
kemiskinan Negara-negara di dunia ketiga, yaitu Negara-negara berkembang yang
nota-benenya ada di belahan benua Asia. Kemudian juga pemaparan secara spesifik
mengenai kemiskinan di Negara Indonesia. Adapun yang dimaksudkan Negara
berkembang adalah Negara yang memiliki standar pendapatan rendah dengan
infrastruktur yang relatif terbelakang dan minimnya indeks perkembangan manusia
dengan norma secara global. Dalam hal ini kemiskinan tersebut meliputi sebagian
Negara-negara Timur-Tengah, Asia selatan, Asia tenggara dan Negara-negara
pinggiran benua Asia.
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. kemiskinan alami terjadi akibat sumber daya alam (SDA) yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan Buatan diakibatkan oleh imbas dari para birokrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi dan berbagai fasilitas yang tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari kemelut kemiskinan tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu gencar mengkritik kebijakan pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan ketimbang dari pemerataan.
B. Perumusan Masalah
Dalam tugas terstruktur individu ini, penyusun yang membahas mengenai
masalah kemiskinan, didapatkan rumusan masalah yang akan dibahas dalam analisis
permasalahan. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
“Apa yang menjadi masalah dasar dalam pengentasan kemiskinan di
Indonesia”.
C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah yang membahas tentang kemiskinan di
Indonesia ini adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal materi agar ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia untuk menghadapi kemiskinan yang merupakan tantangan global dunia ketiga.
3. Untuk mengetahui sejauh mana upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas terstruktur dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Bagi pihak lain
Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang berhubungan dengan permasalahan dan upaya penyelesaian kemiskinan di Indonesia.
E. Ruang Lingkup
Dalam penyusunan Makalah ini penyusun mengambil sampel ruang lingkup
berupa masyarakat Indonesia secara menyeluruh.


BAB II
METODE PENULISAN
A. Objek Penulisan
Objek penulisan dalam tugas terstruktur individu ini adalah pengertian dan
permasalahan utama akibat kemiskinan, aspek kebijaksanaannya dan upaya
penyelesaian yang telah dilakukan oleh pemerintah.
B. Dasar Pemilihan Objek
Kami memilih Objek Penulisan ini adalah karena Kemiskinan merupakan
permasalahan kemanusiaan yang sangat kompleks. Selain itu, kemiskinan juga
menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Sebagai warga negara Indonesia,
dalam mengentaskan kemiskinan tidak hanya bertumpu pada bantuan pemerintah saja
namun di zaman globalisasi ini warga negara Indonesia dituntut untuk mempunyai
kualitas SDM yang unggul sehingga memungkinkan munculnya keunggulan
individual yang dapat memberikan sumbangan kepada kemakmuran individu dan
masyarakat.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam pembuatan makalah ini, metode pengumpulan data yang digunakan
adalah kaji pustaka terhadap bahan-bahan kepustakaan yang sesuai dengan
permasalahan yang diangkat dalam makalah ini yaitu masalah mengenai
permasalahan dan upaya penuntasan kemiskinan di Indonesia. Sebagai referensi juga
diperoleh dari media berbagai media informasi baik dari televisi, koran maupun situs
web internet yang membahas mengenai permasalahan dan upaya penuntasan
kemiskinan di Indonesia.
D. Metode Analisis
Penyusunan makalah ini berdasarkan metode deskriptif analistis, yaitu
mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada, menganalisis
permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya, serta mencari
alternatif pemecahan masalah


BAB III
PEMBAHASAN
Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh
negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti
Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di penghujung
tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri yang muncul di Eropa. Pada
masa itu kaum miskin di Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja pabrik yang
sebelumnya sebagai petani yang mendapatkan upah rendah, sehingga kemampuan
daya belinya juga rendah. Mereka umumnya tinggal di permukiman kumuh yang
rawan terhadap penyakit sosial lainnya, seperti prostitusi, kriminalitas, pengangguran. Berikut sedikit penjelasan mengenai kemiskinan yang sudah menjadi dilemma mengglobal yang sangat sulit dicari cara pemecahan terbaiknya.
A. Definisi
Dalam kamus ilmiah populer, kata “Miskin” mengandung arti tidak
berharta (harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun kata
“fakir” diartikan sebagai orang yang sangat miskin. Secara Etimologi makna yang
terkandung yaitu bahwa kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi. Hal ini
bermula sejak masa neo-klasik di mana kemiskinan hanya dilihat dari interaksi
negatif (ketidakseimbangan) antara pekerja dan upah yang diperoleh.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perkembangan arti definitif dari pada kemiskinan adalah sebuah keniscayaan. Berawal dari sekedar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan hingga pengertian yang lebih luas yang memasukkan komponen-komponen sosial dan moral. Misal, pendapat yang diutarakan oleh Ali Khomsan bahwa kemiskinan timbul oleh karena minimnya penyediaan lapangan kerja di berbagai sektor, baik sektor industri maupun pembangunan. Senada dengan pendapat di atas adalah bahwasanya kemiskinan ditimbulkan oleh ketidakadilan faktor produksi, atau kemiskinan adalah ketidakberdayaan masyarakat terhadap sistem yang diterapkan oleh pemerintah sehingga mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan tereksploitasi. Arti definitif ini lebih dikenal dengan kemiskinan struktural. Deskripsi lain, arti definitif kemiskinan yang mulai bergeser misal pada awal tahun 1990-an definisi kemiskinan tidak hanya berdasarkan tingkat pendapatan, tapi juga mencakup ketidakmampuan di bidang kesehatan, pendidikan dan perumahan. Di penghujung abad 20-an telah muncul arti definitive terbaru, yaitu bahwa kemiskinan juga mencakup kerentanan, ketidakberdayaan dan ketidakmampuan untuk menyampaikan aspirasi. Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri yang muncul di Eropa. Pada masa itu kaum miskin di Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja pabrik yang sebelumnya sebagai petani yang mendapatkan upah rendah, sehingga kemampuan daya belinya juga rendah. Mereka umumnya tinggal di permukiman kumuh yang rawan terhadap penyakit sosial lainnya, seperti prostitusi, kriminalitas, pengangguran. Amerika Serikat sebagai negara maju juga dihadapi masalah kemiskinan, terutama pada masa depresi dan resesi ekonomi tahun 1930-an. Pada tahun 1960- an Amerika Serikat tercatat sebagai negara adi daya dan terkaya di dunia. Sebagian besar penduduknya hidup dalam kecukupan. Bahkan Amerika Serikat telah banyak memberi bantuan kepada negara-negara lain. Namun, di balik keadaan itu tercatat sebanyak 32 juta orang atau seperenam dari jumlah penduduknya tergolong miskin. Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
B. Indikator-indikator Kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri
secara detail indikator-indikator kemiskinan tersebut.
Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan
Pusat Statistika, antara lain sebagi berikut:
a. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan).
b. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).
c. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).
d. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
e. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.
f. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
g. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.
h. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
i. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita, korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).
C. Penyebab Kemiskinan
Di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan menurut pendapat Karimah Kuraiyyim. Yang antara lain adalah:
a. Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.
Yang penting digarisbawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan perkapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:
1) Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
2) Politik ekonomi yang tidak sehat.
3) Faktor-faktor luar neger, diantaranya:
• Rusaknya syarat-syarat perdagangan
• Beban hutang
• Kurangnya bantuan luar negeri, dan
• Perang
b. Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Terlihat jelas faktor ini sangat urgen dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan dengan maksimal
c. Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan wanita di depan publik dan banyaknya pengangguran.
d. Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
D. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia
Bagaimana perkembangan tingkat kemiskinan di Indonesia? Program
Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meluncurkan laporan tahunan
Pembangunan manusia (Human Development Report) 2006 yang bertajuk Beyord
scarcity; power, poverty dan the global water. Laporan ini menjadi rujukan
perencanaan pembangunan dan menjadi salah satu Indikator kegagalan atau
keberhasilan sebuah negara menyejahterakan rakyatnya. Selama satu dekade ini
Indonesia berada pada Tier Medium Human Development peringkat ke 110,
terburuk di Asia Tenggara setelah Kamboja. Jumlah kemiskinan dan persentase penduduk miskin selalu berfluktuasi dari tahun ke tahun, meskipun ada kecenderungan menurun pada salah satu periode (2000-2005). Pada periode 1996-1999 penduduk miskin meningkat sebesar 13,96 juta, yaitu dari 34,01 juta(17,47%) menjadi 47,97 juta (23,43%) pada tahun 1999. Kembali cerah ketika periode 1999-2002, penduduk miskin menurun 9,57 juta yaitu dari 47,97 (23,43%) menurun menjadi 38,48 juta (18,20%). Keadaan ini terulang ketika periode berikutnya (2002-2005) yaitu penurunan penduduk miskin hingga 35,10 juta pada tahun 2005 dengan presentasi menurun dari 18,20% menjadi 15,97 %. Sedangkan pada tahun 2006 penduduk miskin bertambah dari 35,10 juta (15,97%) menjadi 39,05 juta (17,75%) berarti penduduk miskin meningkat sebesar 3,95 juta (1,78%). Adapun laporan terakhir, Badan Pusat Statistika ( BPS ) yang telah melaksanakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada bulan Maret 2007 angka resmi jumlah masyarakat miskin adalah 39,1 juta orang dengan kisaran konsumsi kalori 2100 kilo kalori (kkal) atau garis kemiskinan ketika pendapatan kurang dari Rp 152.847 per-kapita per bulan.
E. Penjelasan Teknis dan Sumber Data
Sebagai tinjauan kevalidan dan pemahaman data di atas secara lugas,
dipaparkan penjelasan data dan sumber data yang diambil dari Berita Resmi
Statistika No.47/ IX/ 1 September 2006, yaitu sebagai berikut:
a. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (Basic Needs Approach). Dengan pendekatan ini kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi. Untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini dapat dihitung Head Count Indeks (HCI) yaitu persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.
b. Metode yang digunakan menghitung Garis Kemiskinan(GK) yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Perhitungan garis kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan pedesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pendapatan per-kapita di bawah garis kemiskinan.
c. Sumber utama data yang dipakai untuk menghitung kemiskinan adalah data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) panel Februari 2005 dan Maret 2006. Sebagai informasi tambahan,digunakan juga Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar (SPKKD) yang dipakai untuk memperkirakan Proporsi dari Pengeluaran masing-masing komoditi pokok bukan makanan.
F. Tantangan Kemiskinan di Indonesia
Masalah kemiskinan di Indonesia sarat sekali hubungannya dengan
rendahnya tingkat Sumber Daya Manusia (SDM). dibuktikan oleh rendahnya
mutu kehidupan masyarakat Indonesia meskipun kaya akan Sumber Daya Alam
(SDA). Sebagaimana yang ditunjukkan oleh rendahnya Indeks Pembangunan
Masyarakat (IPM) Indonesia pada tahun 2002 sebesar 0,692. yang masih
menempati peringkat lebih rendah dari Malaysia dan Thailand di antara Negara-negara ASEAN. Sementara, Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) Indonesia pada
tahun yang sama sebesar 0,178. masih lebih tinggi dari Filipina dan Thailand.
Selain itu, kesenjangan gender di Indonesia masih relatif lebih besar dibanding
negara ASEAN lainnya. Tantangan lainnya adalah kesenjangan antara desa dan kota. Proporsi penduduk miskin di pedesaan relatif lebih tinggi dibanding perkotaan. Data
Susenas (National Social Ekonomi Survey) 2004 menunjukkan bahwa sekitar 69,0 % penduduk Indonesia termasuk penduduk miskin yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Selain itu juga tantangan yang sangat memilukan adalah kemiskinan di alami oleh kaum perempuan yang ditunjukkan oleh rendahnya kualitas hidup dan peranan wanita, terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta masih rendahnya angka pembangunan gender (Gender-related Development Indeks, GDI) dan angka Indeks pemberdayaan Gender(Gender Empowerment Measurement,GEM). Tantangan selanjutnya adalah otonomi daerah. di mana hal ini mempunyai peran yang sangat signifikan untuk mengentaskan atau menjerumuskan masyarakat dari kemiskinan. Sebab ketika meningkatnya peran keikutsertaan pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan. maka tidak mustahil dalam jangka waktu yang relatif singkat kita akan bisa mengentaskan masyarakat dari kemiskinan pada skala nasional terutama dalam mendekatkan pelayanan dasar bagi masyarakat. Akan tetapi ketika pemerintah daerah kurang peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, hal ini sangat berpotensi sekali untuk membawa masyarakat ke jurang kemiskinan, serta bisa menimbulkan bahaya laten dalam skala Nasional.
G. Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan
Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan
menempatkan penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan
pembangunan nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci
dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta digunakan sebagai
acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan
pembangunan tahunan. Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai Tujuan pembangunan Milenium, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK) telah disusun melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders pembangunan di Indonesia. Selain itu, sekitar 60 % pemerintah kabupaten/ kota telah membentuk Komite penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) dan menyusun Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong gerakan sosial dalam mengatasi kemiskinan. Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai
berikut:
a. Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i) penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air bersih. (ii) pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal. (iii) redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK) .
b. Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.
c. Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara lain (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu (ii) jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.
Di bawah ini merupakan contoh dari upaya mengatasi kemiskinan di Indonesia. Contoh dari upaya kemiskinan adalah di propinsi Jawa Barat tepatnya di Bandung dengan diadakannya Bandung Peduli yang dibentuk pada tanggal 23 – 25 Februari 1998. Bandung Peduli adalah gerakan kemanusiaan yang memfokuskan kegiatannya pada upaya menolong orang kelaparan, dan mengentaskan orangorang yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam melakukan kegiatan, Bandung Peduli berpegang teguh pada wawasan kemanusiaan, tanpa mengindahkan perbedaan suku, ras, agama, kepercayaan, ataupun haluan politik. Oleh karena sumbangan dari para dermawan tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan permasalahan kelaparan dan kemiskinan yang dihadapi, maka Bandung Peduli melakukan targetting dengan sasaran bahwa orang yang dibantu tinggal di Kabupaten/ Kotamadya Bandung, dan mereka yang tergolong fakir. Golongan fakir yang dimaksud adalah orang yang miskin sekali dan paling miskin bila diukur dengan “Ekuivalen Nilai Tukar Beras”.


BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di
atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan
kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah, nonpemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 2030 kemiskinan
akan mencapai hasil yang seminimal mungkin.
B. Saran
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha
yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.


DAFTAR PUSTAKA


Badan Pusat Statistik, 1999. Penduduk Muskin (PoorPopulation). Berita Resmi
Statistik Penduduk Miskin No.04/Th.II/July, Jakarta:CBS.
Badan Pusat Statistik dan Departemen Sosial, 2002, Penduduk Fakir Miskin
Indonesia, BPS, Jakarta Indonesia
Elson, 1977, Economic Paradigms Old and New: The Case of Human
Development, in Culpeper, Roy, Albert Berry and Frances Stewart
(eds), Global Development Fifty Years after Bretton Woods: Essays in Honour of Gerald K. Helleiner, London: Mac Millan Press
Nugroho, Gunarso Dwi.2006. Modul Globalisasi. Banyumas. CV. Cahaya Pustaka
Santoso Slamet, dkk. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Unsoed : Purwokerto.
Santoso, Djoko. 2007. Wawasan Kebangsaan. Yogyakarta. The Indonesian Army Press
www.pu.go.id/publik/p2kp/des/memahami99.html
www.geocities.com/rainforest/canopy/8087/miskin.html
www.wikipedia.com
www.wartawarga.gunadarma.ac.id

Senin, 04 Juli 2011

Kelas KPS A IAIN SKA


KPS A(keuangan perbankan syariah kelas A) adalah jurusan ekonomi bisnis islam perodi perbankan syariah, yang mana merupakan bagian dari iain Surakarta, iain Surakarta sendiri merupakan institute agama islam negeri yang terletak di kawasan solo-jogja, KPS A mempunyai mahasiswa sebanyak 49 orang yang terdiri dari 10 laki-laki dan 39 perempuan, KPS A di ketuai oleh nur rifai(ayah tertua nomer 2,haha),muh khojin sebagai wakil ketua(ayah tertua nomer 1),dan selanjutnya KPS A memiliki hanung, m.towab dan m.iqbal yang merupakan lulusan pondok pesantren rock n roll(haha), dan disisi biru eh maksud saya penulisi gunk di ceritakne len…?saya adjie nim 261053002 merupakan algojo KPS A dan merupakan penyorak semangat no 2, selanjutnya adalah redwan saustartar astina, dia adalah perokok berat kelas kakap (haha) yang merupakan anak alim walau tampang sedikit garing(haha) yang merupakan penyorak semangat no 1 di kelas maupun di jalanan(jalan raya kale)

Selanjutnya adalah mahasiswa yang bernama MAS JOKO(Galuh joko saputro) dia adalah seorang tokoh pelopor Genersi Anak LUHur(galuh jps) yang sangat pendiam di kelas eeitts tapi jangan salah kira, dia bisa membuat sebuah lelucon yang melebihi sule dan aziz gagap(hahag), selanjutnya kita memiliki arief setiyawan yang mengidam hijrah ke jepang untuk mencari modal untuk nikah, yah akhirnya dia meninggalkan kelas KPS A dan berkonsentrasi ke tujuannya tersebut, mahasiswa selanjutnya adalah ghulam ughluck fadillah dia merupakan mahasiswa pendiam di kelas namun terkadang bisa mengoceh seperti burung kakak tua hinggap di jendela nenek sudah tua giginya tinggal dua, sekarang saya akan menceritakan sekilas mengenai perempuan-perempuan KPS A karna saya sendiri belum begitu mengenal jadi mohon maaf apabila salah dalam pengucapannya, BISSMILLAH.


Dua mahasiswi ini menyukai film-film korea dia bernama novita dan artiningrum mereka berdua adalah spesialis duo pengejek professional yach kebanyakan ocehan ejekan mereka tertuju pada aku(hasyem), selanjutnya KPS A memiliki jati, rossie, hendra dan vike yang merupakan jebolan pesantren(kayaknya sech maff lo ngawur), selanjutnya adalah mahasiswi yang bernama afif sang penarik kas(alias bendahara KPS A) yang kecil-kecil cabe rawit, walau kecil dia sangat full semangat, selanjutnya adalah mahasiswi bernama diah mulyani dia merupakan wakil bendahara KPS A, mahasiswi-mahasiswi selanjutnya adalah aprillia, aulia dan rahma yang merupakan trio wek wek KPS A yang selalu bersama(kayaknya sech maff lo ngawur), madiaturrositaningsih adalah mahasiswi yang IPKnya tertinggi di kelas wah-wah lo ujian nggak ngajarin aku sech haha, endar alias SRIE SRIE(hahag)merupakan mahasiswi yang pendiem but she is woman fussy hahag (mauf lho sri just kidding…), mahasiswi selanjutnya adalah yani dia adalah cewek pendiam di kelas tetapi (giras) kalau sudah di luar kelas, mahasiswi selanjutnya adalah annisa dia adalah saingan pakde rifai dalam segala hal, tapi walau bagaimanapun KPS A adalah sebuah keluarga dan selama itu kita harus saling menghormati dan menjaga nama baik KPS A, amin…

Puput,dhewi utarie,putrie, afi, an marisa, azalia, iin aji, asti, jevi, jonatan, ummie, , dyah baiduri, maulani, iin aji , fitria, an marissa ,puji, asty toer toer merupakan mahasiswi-mahasiswi KPS A yang(belum tau kepribadiane owk mauf lo gag d jelasin) setahuku KPS A orangnya baik-baik semua termasuk saya (haha).

Sabtu, 02 Juli 2011

KISI-KISI PENGANTAR BISNIS ISLAM

JENIS-JENIS ORGANISASI BISNIS ISLAM
1.persekutuan perorang
Ini adalah bentuk bisnis organisasi yang paling sederhana dan ada hampir dalam tiap-tiap ekonomi selain sosialis. Hal tersebut juga cara prilaku bisnis yang paling tua. Bentuk bisnis organisasi yang lain mengembangkan kemudian, dengan kebutuhan dan kompleksitas dari ekonomi dan hidup sosial.
2. Persekutuan
Persekutuan adalah suatu hubungan antara dua orang atau lebih untuk pembagian laba (atau kerugian) tentang suatu bisnis yang dilaksanakan oleh mereka atau oleh salah satu dari mereka atas nama lainnya.
3. Mudarabah
Hal ini merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih yang satu orang yang menyediakan modal dan yang lain menjalankan bisnis atas mereka dengan tingkat laba yang telah disetujui.
PENGERTIAN
1.PRODUKSI
Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin jasa. untuk melaksanakan kegiatan produksi tersebut tentu saja perlu dibuat suatu perencanaan yang menyangkut apa yang akan diproduksi, berapa anggarannya dan bagaimana pengendalian / pengawasannya. Bahkan harus perlu difikirkan, kemana hasil produksi akan didistribusikan, karena pendistribusian dalam bentuk penjualan hasil produksi pada akhirnya merupakan penunjang untuk kelanjutan produksi. Pada hakikatnya kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan bila tersedia faktor-faktor produksi, antara lain yang paling pokok adalah berupa orang / tenaga kerja, uang / dana, bahan-bahan baik bahan baku maupun bahan pembantu dan metode.
2.PRODUK
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan . Segala sesuatu yang termasuk ke dalamnya adalah barang berwujud, jasa, events, tempat, organisasi, ide atau pun kombinasi antara hal-hal yang baru saja disebutkan

3.SYARIAT ISLAM
Syariat Islam adalah ajaran islam yang membicarakan amal manusia baik sebagai makluk ciptaan Allah maupun hamba Allah.
4.INDUSTRI
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
5.BISNIS
bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

1. Sumber (Epistemologi)
Ekonomi Islam: Larangan Allah SWT, seperti riba, perniagaan babi, judi, arak, dan lain sebagainya mencerobohi manusia sebagai khalifah
Ekonomi Konvensional: Tanpa ada pertimbangan soal ketuhanan dan akhirat tetapi lebih mengutamakan kemudahan manusia di dunia saja
2. Tujuan Kehidupan
Ekonomi Islam: Kejayaan di dunia dan akhirat
Ekonomi Konvensional: Sekuler, kepuasan di dunia saja
3. Harta sebagai Wasilah
Ekonomi Islam: Harta sebagai perantara bagi mewujudkan perintah Allah SWT.
Ekonomi Konvensional: Harta sebagai keuntungan tanpa memperdulikan nilai wahyu, serta menindas golongan kaum lemah.

Timur Tengah Abad 19-20 (1798-1914)

  1. Kemajuan Eropa dlm teknologi militer dan industri perang membuat Kerajaan Usmani menjadi kecil dimata Eropa.
  2. Kekalahan besar Kerajaan Usmani dlm menghadapi serangan Eropa di Wina membuka mata Barat bahwa Usmani telah mundur jauh sekali, sejak itulah Usmani mendapat serangan berkali-kali.

Usaha Pembaharuan

  1. Menyadari akan kemunduran, Kerajaan Usmani mengirim duta-duta ke perancis untuk mempelajari kemajuan2 di Eropa.
  2. Usaha pembaharuan diantaranya bidang militer, percetakan untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan gerakan penerjemahan buku-buku Eropa ke bahasa Turki
  3. Namun gerakan2 ini msh ada hambatan, karena kelemahan raja2 Usmani kewenangannya sudah jauh menurun. Disamping itu karena ulama jg menentang gerakan pembaharuan ini.

Download Selengkapnya..

Periode Muhammad dan Kebangkitan Islam (571-632)

Arab sebelum Islam

  1. Dibedakan dari segi pemukiman:
    a. Ahl al Badwi yaitu penduduk yg tidak memiliki tempat tinggal tetap, hdp scr nomaden, penghidupanya berternak, dan tidak memberi peluang membangun peradaban.
    b. Ahl al Hadlar yaitu penduduk yg sdh bertempat tinggal tetap disuatu kota-kota atau daerah pemukiman subur, hdp berdagang, bertanam, industri, dan berpeluang membangun peradaban.
  2. Struktur Masyarakat Arab terdapat Kabilah-kabilah atau suku-suku.
  3. Masa sebelum lahir Islam disebut masa jahiliyah.

Muhammad sebelum Kenabian

  1. Lahir dari kalangan Quraisy. Kabilah Quraisy terkenal sebagai pedagang yg menguasai jalur niaga Yaman-Hijazz Syria
  2. Lahir Senin 12 Robiulawal pada waktu Fajar, 20 April 571 M
  3. Kakeknya Abdul Muthalib meninggal saat Muhammad usia 8 th
  4. Pada usia 5 bl sdh bisa berjalan
  5. Pada usia 9 bl sdh bisa berbicara
Download Selengkapnya..

Peradaban Islam di Asia Tenggara

  1. Masuknya Islam di asia Tenggara bukan melalui ekspansi pembebasan, tapi denga jalan damai, ramah dan toleran.
  2. Masuk melaui pedagang muslim dg memperkenalkan Islam untuk mendapaat posisi yang kuat secara ekonomis maupun politis di kalangan masyarakat.

Media dan Sarana Islamisasi

  1. Selain perdagangan, media utama Islamisasi di Asia tenggara yaitu perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian, politik, seta seni dan kebudayaan.
  2. Hal ini banyak dilakukan oleh tokoh-tokoh seperti Hamzah Fansuri, syeh Lemah Abang dengan ajaran masing2.
Download Selengkapnya..

Penyebaran Peradaban Islam di Asia

Setelah hancurnya Baghdad (dinasti Abasyiah), orang-orang Turki mempertegas kemandirian dg membangun kekuasan sendiri spt yg dilakukan Turki Ustmani. Pengaruh dinasti ini menjaangkau wilayah Eropa Timur, Asia Tengah, Timur Tengah.

Asal Dinasti Usmani


Berasal dari suku bangsa pengembara Qayigh Oghuz slah satu anak suku Turk yang mendiami sebelah barat gurun Gobi. Dia mengajak anggota sukunya menghindari serbuan bangsa Mongol yang menyerang dunia Islam.

Download Selengkapnya..

Dunia Islam sejak Perang Dunia I (1914-1968)

Periode modern dalam sejarah Islam bermula dari tahun 1800. Di awal periode ini kondisi dunia Islam secara politis berada dibawah penetrasi kolonialisme. Baru pada pertengahan abad ke 20 dunia Islam bangkit memerdekakan negrinya dr penjajahan Barat. Periode ini memang merupakan zaman kebangkitan kembali Islam.


Gerakan Pembaharuan


Periode ini muncul pemikiran pembaharuan dunia Islam, gerakan ini muncul karena dua hal;
  1. Timbul kesadaran dikalangan ulama bahwa banyak ajaran2 “asing”, ajaran ini bertentangan dg ajaran islam spt bid`ah, kurofat dan takhayul. Gerakan ini dikenal dg gerakan reformasi.
  2. Periode ini Barat mendominasi dunia Islam di bidang politik dan peradaban. Persentuhan dg Barat, menyadarkan akan ketinggalannya. Maka mereka berusaha bangkit untuk menciptakan balance of power.


Download Selengkapnya..

Jumat, 01 Juli 2011

Bani Abbasiyah I

  1. 132 H/750 M – 232 H/847 M disebut periode pengaruh Persia pertama (Khalifah pertama Abu al Abbas Abdullah ibn Muhammad al Shaffah.)
  2. Dinamakan khilfah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini keturunan al Abass, paman Nabi Muhammad SAW.
  3. Periode ini berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dlm Islam


Revolusi Abbasiyah

  1. Kelompok Syiah sejak awal sdh memberontak.
  2. Kelompok khawarij jg merasa bahwa hak politik umat tdk boleh dimonopoli olh keturunan tertentu, tetapi merupakan hak setiap muslim.
  3. Banyak kelompok umat yg sdh tdk mendukung kekuasaan imperium Bani Umayyah yg korup, skuler dan memihak sebagian kelompok.
  4. Kelompok mawali, yaitu orang2 non Arab yg baru masuk Islam, mereka dari Persia, meresa tdk diperlakukan setara dg orang-orang Arab karena mendapat beban pajak yg lebih tinggi.

Download Selengkapnya..